Mengenal insulin dan diabetes


Pankreas dan Produksi Insulin:
Pankreas adalah organ kecil yang tidak tampak yang berada di belakang lambung yang memproduksi enzim pencernaan dan beberapa hormon yang disebut insulin dan glukagon. Kebanyakan orang tidak pernah memikirkan pankreas mereka. Pankreas bertugas memompa insulin ke darah ketika glukosa terlalu tinggi dan glukagon ketika glukosa terlalu rendah.


Pencernaan dan Energi:
Ketika kita makan, tubuh kita memecahnya menjadi bahan yang kita butuhkan untuk fungsi tubuh kita. Salah satunya dipecah menjadi gula dalam bentuk glukosa. Sel-sel kita membutuhkan glukosa untuk menghasilkan energi bagi kita dan terutama otak kita, yang juga membutuhkan glukosa untuk mempertahankan fungsinya. Agar glukosa bisa masuk ke dalam sel, glukosa berjalan bersama aliran darah dan memicu pankreas untuk menghasilkan insulin. Dengan adanya insulin, maka glukosa dari darah baru dapat masuk ke dalam sel. Ketika glukosa diubah menjadi energi, energi itu akan digunakan atau disimpan sampai kita membutuhkannya.


Naik Turunnya Gula Darah:
Kadar Gula darah rendah sebelum jita makan dan kemudian akan naik setelah kita makan. Lalu, kira-kira 2 jam setelah makan,kadar gula darah akan kembali normal. Gula darah diukur dalam mililiter per desiliter darah. Jadi kisaran normal gula darah pada seseorang tanpa diabetes biasanya jatuh antara 70-110 milliters per desiliter atau mg / dl.

Seseorang yang didiagnosis diabetes ialah ketika pankreas mereka tidak dapat memproduksi insulin sama sekali atau insulin yang mereka menghasilkan tidak efektif.


Diabetes Tipe 1:
Diabetes tipe 1 terjadi ketika pankreas diserang oleh sistem kekebalan tubuh. Sel-sel yang memproduksi insulin, yang juga dikenal sebagai sel beta, hancur secara permanen. Pankreas tidak lagi memproduksi insulin. 10% dari orang yang didiagnosis dengan diabetesadalah tipe 1 dan mayoritas dari mereka adalah anak-anak atau orang dewasa muda. Tampaknya ada hubungan genetik pada diabetes tipe 1, meskipun para ilmuwan percaya bahwa infeksi virus-lah kemungkinan menjadi pelnyebabnya. Tanda-tanda dan gejala dari tipe 1 terjadi dengan cepat.

Krisis Energi:
Produksi insulin akan menurun secara tiba-tiba ketika sel-sel beta ini hancur dan orang tersebut akan sangat cepat masuk dalam kondisi krisis. Bila tidak ada insulin sedikitpun, gula dalam darah akan terus bersirkulasi dan membendung. sehingga Sel-sel tidak mendapatkan bahan bakar sana sekali sementara tubuh mencoba untuk menyingkirkan gula yang berlebihan tersebut. Ini mengakibatkan timbulnya respon untuk mengeluarkan  air keluar dari tubuh. Hal ini menyebabkan rasa haus yang berlebihan dan keinginan untuk buang air kecil.


Diabetic Ketoasidosis:
Tubuh menjadi kelelahan karena sel-sel tidak memperoleh glukosa yang mereka butuhkan untuk energi. Seseorang yang mungkin mengalami kondisi ini disebut diabetic ketoacidosis yang berarti bahwa tubuh mulai memecah lemak untuk menghasilkan energi. Hal ini menghasilkan keton yang membuat darah semakin asam. Hal ini dapat menyebabkan seseorang masuk ke dalam keadaan koma diabetes dan bahkan mungkin sampai mati. Orang dengan diabetes tipe 1 harus selalu mengkonsumsi insulin selama sisa hidup mereka untuk bertahan hidup.


Diabetes Tipe 2:
Diabetes tipe 2 berbeda dengan Tipe 1. Pankreas masih dapat menghasilkan insulin, tetapi tubuh resisten terhadap insulin, sehingga sel-sel tidak merespon hal tersebut, dan mereka tidak dapat mengangkut gula yang ada di darah. Diabetes Tipe 2 menyerang usia tua, tetapi dengan kenaikan angka obesitas dan angka obesitas di negara kita, sehingga sudah ada kasus tipe 2 pada anak-anak dan orang dewasa muda juga.

The Skinny pada Tipe 2:
Obesitas adalah faktor resiko nomor satu yang menjadi penyebab diabetes tipe 2 karena sel-sel lemak tidak daoat menyerap insulin seperti yang dapat dilakukan oleh sel-sel otot. Beberapa ilmuwan merasa bahwa hal ini dikarenakan pankreas harus bekerja lebih keras untuk memompa peningkatan tingkat insulin ke dalam darah untuk mengkompensasi resistansi, pada akhirnya pankreas memakai insulin itu sendiri dan tidak dapat lagi memenuhi permintaan tersebut. Obat-obatan oral, dikombinasikan dengan rendah lemak, diet tinggi serat dan olahraga umumnya cukup untuk mengendalikan gejala Tipe 2. (berbagai sumber)








0 komentar:

Posting Komentar

Berita Terbaru

Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Follow Me